<div>Jakarta, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online </span></div><div>Pakar politik Islam yang juga Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Masykuri Abdillah menegaskan agar warga NU ikut berpartisipasi di dalam pesta demokrasi tahun depan. </div><div><br></div><div>“Jangan sampai menjadi golput. Bahkan ikut berpolitik ini bisa menjadi<span style="font-style: italic;"> wajib kifayah</span> yang bisa menjadi <span style="font-style: italic;">wajib ain</span> karena ini menentikan masa depan bangsa indonesia yang itu tidak hanya menentukan persoalan-persoalan keduniaan tapi juga persoalan-persoalan keagamaan,” katanya di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (6/8).</div><div><br></div><div>Jadi, kalau warga NU itu absen, berarti tidak melaksanakan kewajiban untuk memilih calon-calon atau pemimpin-pemimpin di masa depan untuk lima tahun ke depan. Ini yang pertama sekali. </div><div><br></div><div>Persolan pilihan, menurut dia, warga NU sudah memiliki rujukannya, dengan melihat sembilan pedoman berpolitik bagi warga NU. </div><div><br></div><div>Ia menambahkan, warga NU harus memilih wakil-wakil atau pemimpin yang memang bisa menyampaikan aspirasinya. Aspirasi itu ada dua bentuk. Ada aspirasi khusus, ada aspirasi umum.</div><div><br></div><div>Aspirasi umum itu adalah aspirasi yang mengingikan wakil yang bisa memperjuangkan kepentingan-kepentingan sebagai warga negara secara umum, misalnya masalah pendidikan, kesejahteraan, kerja, kesehatan, dan seterusnya. Itu dibutuhkan oleh semua warga negara, baik beragama Islam, Kristen, Katolik dan sebagainya. </div><div><br></div><div>Kedua, memilih orang-orang yang bisa menyampaikan aspirasi yang khusus. Terutama dalam hal ini bagi umat Islam. Umat yang lain juga bisa menyampaikan seperti itu. Bisa menyampaikan atau memilih wakil-wakil yang bisa menyampaikan aspirasi khusus itu agar kehidupan warga Indonesia itu bisa memperhatikan aspirasi agama. </div><div><br></div><div>“Jadi, tetap menjunjung tinggi agama, membentuk dan mengupayakan budaya yang ada di Indonesia ini budaya yang sesuai dengan agama termasuk juga berkaitan dengan persoalan akhlak juga. Bagaimana akhlak-akhlak di Indonesia itu seusai dengan ajaran agama. Itu aspirasi khusus. Untuk orang Islam mungkin ada peraturan kebijakan yang sesuai dengan agama. Ini aspirasi khusus. Jadi, itu yang perlu diperhatikan bagi umat Islam, khususnya warga NU,” jelasnya.<span style="font-weight: bold;"> (Abdullah Alawi) </span></div><div><br></div>
