<div>Semarang, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online</span></div><div>Ketua PBNU, KH Abdul Manan Ghani menyatakan takmir masjid memiliki peranan penting dalam menangkal hoaks dan isu sara yang berptensi timbul menjelang Pilpres 2019.</div><div><br></div><div>Menurut Kiai Manan, takmir masjid perlu memberi pemahaman kepada para pengurus masjid, khatib, dan jamaah masjid untuk berhati-hati dengan hoaks. Ia pun menegaskan pentingnya sterilisasi masjid dari aktivitas kampanye<br></div><div><br></div><div>“Masjid harus bersih dari kampanye. Masjid harus menjadi tempat yang <span style="font-style: italic;">rahmatan lilalamin,</span> tempa persatuan dan tempat untuk perdamaian," kata Kiai Manan pada Rapat Pimpinan dan PKPNU Muharrik serta Dakwah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah, Selasa (26/9). </div><div><br></div><div>Kiai Manan juga menjelaskan masjid bukan tempat berpolitik melainkan sebagai tempat membina umat. Pembinaan umat yang harus dilakukan muharrik masjid meliputi pembinaan kesehatan jasmani dan ruhani dan peningkatan ilmu,. Masjid juga sebagai tempat menumbuhkan kesadaran, pertaubatan serta sebagai tempat menumbuhkan semangat.<br></div><div><br></div><div>Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris LTM PBNU, H Ibnu Hazen menyebutkan jumlah masjid di Indonesia terbilang besar, yakni lebih dari satu juta masjid. Dari jumlah tersebut 80 persennya atau sebanyak 800 ribu masjid di Indonesia adalah masjid NU. </div><div><br></div><div>"Dengan jumlah besar tersebut PBNU menilai penting untuk melakukan pencegahan agar masjid tidak dijadikan tujuan kampanye," tegas Ibnu.</div><div><br></div><div>Kegiatan diagendakan berlangsung hingga Kamis (27/9) juga menghadirkan Ketua LTM PBNU, H Mansyur Syaerozi; Ketua Kembaga Dakwah PBNU, KH Moch Bukhori Muslim; Ketua PWNU Jawa Tengah, HM Muzammil, serta jajaran Polda Jawa Tengah.</div><div><br></div><div>Kegiatan bekerjasama dengan Polda Jawa Tengah dan mengangkat tema Wawasan Kebangsaan dan Keberagaman: Peranan Tamir Masjid dan Khatib dalam Rangka Menangkal Hoaks dan Isu Sara Tahun Politik 2019. <span style="font-weight: bold;">(Syarif/Kendi Setiawan)</span></div>
