<div>Kota Banjar, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online</span></div><div>Wasekjen PBNU, Imdadun Rahmat berkesempatan membuka ajang Ngaji Plastik yang diadakan Bank Sampah Nusantara (BSN) LPBI NU di arena Munas Konbes NU, Selasa (26/2) siang ini.</div><div><br></div><div>Dalam sambutannya, Imdad memuji kreativitas dan komitmen LPBI NU yang melaksanakan tugas dari PBNU dengan baik di bidang penanganan kebencanaan dan persoalan lingkungan.</div><div><br></div><div>Ia mengatakan gagasan tentang keharusan memberikan perhatian kepada persoalan kebencanaan dan kerusakan lingkungan sesungguhnya tercetus jauh sebelum dibentuknya LPBI NU pada tahun 2010 dalam Muktamar NU di Makassar.</div><div><br></div><div>PBNU telah melakukan halaqah para ulama berasal dari seluruh Indonesia yang membahas bagaimana NU menanggapi perkembangan yang terjadi dengan maraknya bencana dan tidak terkontrolnya bencana.</div><div><br></div><div>"Halaqah tersebut melahirkan dua karya penting yaitu buku <span style="font-style: italic;">Fiqih Lingkungan</span> dan <span style="font-style: italic;">Fiqih Kebencanaan</span>. Dua kitab ini menjadi landasan bagi NU untuk melakukan ikhtiar atau upaya menanggulangi bencana dan maraknya kerusakan lingkungan," katanya.</div><div><br></div><div>Oleh karena itu, PBNU kemudian mendirikan badan khusus yang bertujuan secara fokus melakukan penanangan bencana dan kerusakan lingkungan. Badan tersebut adalah LPBI NU yang kemudian terbukti aktif berkiprah secara intensif dalam mitigasi bencana.</div><div><span style="font-weight: bold;"><br></span></div><blockquote><p><span style="font-size: 14px; font-weight: bold;"><a href="http://www.nu.or.id/post/read/103002/ngaji-pastik-ramaikan-munas-konbes-2019" target="_blank">(Baca: Ngaji Pastik Ramaikan Munas-Konbes 2019)</a></span></p></blockquote><div><br></div><div>Imdad menyebutkan para ulama menggolongan bencana disebabkan oleh dua hal, yaitu <span style="font-style: italic;">natural disaster </span>atau bencana alam yang terjadi secara alami karena kehendak Allah Swt. Kedua, bencana yang disebabkan oleh ulah tangan manusia atau <span style="font-style: italic;">man made disaster</span>.</div><div> </div><div>"Terkait respons PBNU terhadap dua jenis bencana ini, dikembangkan konsep mitigasi bencana. LPBI NU melakukan kampanye sadar bencana di seluruh Indonesia bagaimana menangani banjir, kekeringan, erupsi, bencana gempa bumi," papar Imdad.</div><div><br></div><div>Ia juga menegaskan bahwa kiprah LPBI NU dam penanganan kebencanaan dan pengatasan persoalan lingkungan menjadi bagian dukungan NU bagi negara dan masyarakat dalam <span style="font-style: italic;">Sustainable Development Goals (SDGs) </span>atau tujuan pembangunan berkelanjutan.</div><div><span style="font-weight: bold;"><br></span></div><div>Ngaji Plastik diikuti 200 santri dari sembilan pesantren. Para santri berasal bukan hanya dari Kabupaten Banjar, tetapi juga daerah sekitar seperti Cilacap dan Cirebon. Para santri nantinya ditugaskan membantu tim kebersihan dalam penganganan sampah di arena Munas Konbes NU 2019. <span style="font-weight: bold;">(Kendi Setiawan)</span></div><div><span style="font-weight: bold;"><br></span></div>
Nasional
MUNAS-KONBES NU 2019
Penanganan Bencana, Dukungan LPBI NU dalam Pembangunan Berkelanjutan
- Selasa, 26 Februari 2019 | 06:45 WIB
