Pilgub Jateng Dibayangi Golput

Semarang, <strong><em>NU Online</em></strong><br /> Pemilihan gubernur Jawa Tengah yang berlangsung hari ini, Ahad (22/6), dibayang-bayangi ancaman golongan putih alias golput, atau warga masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya.<br /> <br /> Selain soal sosialisasi program para calon kurang meyakinkan, faktor lain yang dikhawatirkan memicu golput adalah adanya ajakan golput yang dilakukan oleh tokoh politik nasional.<><br /> <br /> Pengamat politik sekaligus tokoh akademisi dari STAINU Temanggung, Drs Nur Maskhun memprediksi jumlah golput dalam Pilkada kali ini akan mencapai lebih 25% dari total pemilih.<br /> <br /> Maskhun menambahkan persoalan teknis penyebab tingginya angka golput adalah soal perbedaan partai pengusung para pasangan calon gubernur dan wakil gubernur memberi kontribusi yang cukup besar terhadap hal itu.<br /> <br /> &rdquo;Kampanye itu akan lebih efektif jika koalisi parpol calon Pilbup dan Pilgub sama. Dengan koalisi partai yang berbeda, masyarakat terutama orang desa cenderung akan mencoblos hanya dengan mengandalkan kesamaan nomer urut calon,&rdquo; kata maskhun seperti dikutip harian <em>Suara Merdeka</em>, Sabtu (21/6).<br /> <br /> Kelima pasangan cagub dan cawagub yang bersaing di Jawa Tengah yakni pasangan Bambang Sadono-Muhammad Adnan, Agus Soeyitno-Abdul Kholik Arif, Sukawi Sutarip-Sudharto, Bibit Waluyo-Rustriningsih, Muhammad Tamzil-Abdul Rozaq Rais<br /> <br /> Menurut Maskhun, masyarakat di Temanggung yang mayoritas pengikut NU menjadi lumbung suara bagi para calon. Itu pula yang menjadikan dalam komposisi pasangan seakan wajib menempatkan satu calon berbasis NU.<br /> <br /> Namun, suara nahdliyin dalam pengamatannya terdistribusi merata untuk tiga pasangan calon. Pasalnya, setiap pasangan memiliki tokoh besar NU dibaliknya. &ldquo;Siapa pun nantinya yang menang, warga NU tetap akan diuntungkan karena akses tersebar rata,&rdquo; katanya. (sam)

Nasional LAINNYA