Jakarta, <strong><em>NU Online</em></strong><br />
partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang masih dianggap sebagai partai menengah dan tidak memiliki figur kuat menjadikan partai ini sadar diri. Dalam pilpres 2009 mendatang, PPP tidak akan memaksakan diri untuk merebut kursi capres atau cawapres.<br />
<br />
"Kami sangat realistis. PPP untuk 2009 sadar diri bahwa kita tidak harus memaksakan untuk merebut capres atau cawapres. Makanya kita tidak proaktif," kata Ketua DPP PPP Lukman Hakim Saefudin pada detikcom, Jumat (20/2).<><br />
<br />
Menurut putra mantan Menag Saefudin Zuhri ini, keputusan mencalonkan presiden atau wakil presiden tidak bisa dibuat main-main. Karena itu, PPP akan lebih fokus pada persiapan kader yang mungkin bisa berkontribusi di ruang yang lain seperti jabatan menteri.<br />
<br />
"Capres dan cawapres itu bukan untuk gagah-gagahan. Itu sangat serius. Karena itu bagi koalisi tidak harus meminta jata capres atau cawapres," terang Lukman.<br />
<br />
Lukman menegaskan bahwa dalam pemilu presiden, dibutuhkan sosok yang populer dan dipilih rakyat. Untuk syarat itu, PPP merasa masih kalah dibanding kader bangsa yang lain yang sudah berani mendeklarasikan sebagai capres atau cawapres.<br />
<br />
"Kalau mengacu pada UU Pilpres, paling banyak nanti hanya ada 4 pasangan yang bertarung, bahkan bisa hanya 3. Realitas politik harus dilihat, popularitas dan elektabilitasnya juga harus dihitung. Kita lihat ada kader bangsa yang lain yang lebih siap. Namun semuanya tergantung hasil pemilu," papar Lukman.<br />
<br />
Saat ditanya mengenai kemungkinan koalisi setelah Golkar berani mengajukan capres sendiri, Lukman menjawab."Kita menunggu hasil pemilu legislatif. Seperti kata Pak Mubarok (PD) semua serba mungkin terjadi. Partai besar jadi kecil, kecil jadi besar. Kalau SBY masih berminat, kita dengan senang hati terima. Kalau tidak, ya nggak apa-apa, demikian juga dengan Golkar dan PDIP," papar Lukman.<br />
<br />
Yang pasti, kata Lukman, saat ini PPP tidak akan proaktif, masih menunggu. PPP baru akan membicarakan semua ini setelah pemilu legislatif. Menurutnya, yang proaktif harusnya partai yang punya capres.<br />
<br />
"PPP dengan siapa pun cocok. Dengan Golkar oke, dengan SBY sudah terlaksana, dengan PDIP juga tidak masalah," tutup Lukman. (dtk)