<p>Jember, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online</span></p><p>Program budi daya kacang panjang yang ditawarkan LPPNU Cabang Jember mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat. Ini terbukti dari banyaknya permintaan warga –yang difasilitasi MWCNU-- untuk sosialisasi budidaya tanaman sayur holtikultura tersebut. </p><p>Menurut Pengurus LPPNU Cabang Jember Ovi Faishal Arif, sejauh ini pihaknya sudah menggelar pertemuan sosialisasi program tersebut dengan hampir semua MWCNU. Mereka sangat antusias untuk membudidayakan tanaman kacang panjang dengan sistem kemitraan yang digagas LPPNU. </p><p>“Cuma mereka masih menunggu padinya dipanen dulu untuk nanam kacang panjang. Kira-kira pertengahan Maret ini sudah panen. Saat ini sudah ada pengurus NU yang sudah memulai menaman kacang panjang, dan perkembanganya cukup bagus,” ucapnya kepada <span style="font-style: italic;">NU Onine</span> di Jember, Rabu (1/3).</p><p>Ovi menambahkan, prospek budidaya kacang panjang cukup bagus. Jika ditekuni sungguh-sungguh sesuai arahan tim teknis LPPNU, maka hasilnya lumayan. Keuntungan hasil panen kacang panjang lebih besar jika dibandingkan dengan menaman padi, jagung bahkan tembakau yang selama ini sering membuat petani buntung, bukan untung. </p><p>Katanya, kacang panjang akan dibeli perusahaan mitra LPPNU dengan harga yang telah ditentukan dari awal, sehingga harganya tetap stabil. </p><p>“Yang penting tanaman kacang panjangnya dirawat. Lanjaran ditanggung perusahaan. Cuma benih yang harus bayar nanti ketika panen,” ujarnya sambil menjelaskan bahwa untuk sementara setiap petani hanya direkomendasi menanam kacang panjang maksimal 0,2 hektar.</p><p>Rais Syuriyah MWCNU Kalisat Ustadz Abd. Rahman al-Jambuany berharap agar progam tersebut dapat mengubah, bahkan meningkatkan perekonomian warga, sehingga kedepan kacang panjang menjadi tanaman favorit petani. “Semoga membawa perubahan bagi petani,” ungkapnya. <span style="font-weight: bold;">(Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)</span> <br><br><br></p>
