Literasi Numerasi

Program Literasi-Numerasi POP SD: Merubah Mindset Guru Dalam Pembelajaran

Poto Suasana Monitoring POP Cianjur

Cianjur, Ma’arif NU Online, Rabu 5 April 2023. Tim monitoring Program Organisasi Penggerak (POP) LP Ma’arif NU PBNU, Soleh Abwa dan Fauzan melakukan monitoring Penguatan Literasi-Numerasi guru-guru Sekolah Dasar sasaran di kabupaten Cianjur. Kegiatan tersebut dilaksanakan di SDIT Darul Hikmah dan SDIT Makiya Pacet Cianjur. Pada  kesempatan tersebut dihadiri juga oleh Disdikpora Kabutan Cianjur yang diwakili Kasi GTK Tatang Wahyu, S.Pd, MM dan Kasi Kurikulum M. Sidik Gunawan, S.Pd, M.Si., serta didampingi PIC POP SD Kabupaten Cianjur H. Yani Yullah dan Sekretaris LP Ma’arif NU Cianjur Ende Supriadi. Pak Tatang dalam sambutannya merasa bangga dan terhormat bahwa guru-guru SD sasaran POP SD di kabupaten Cianjur telah mendapatkan pengalaman baru model pembelajaran literasi-numerasi yang menyenangkan dan membuat murid gembira dan termotivasi untuk belajar.

“Guru tidak harus pesimis akan keberadaanya sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam membentuk pendidikan, pembelajaran, pembentukan karakter dan pengetahuan murid, ibarat manisnya buah-buahan terkadang melupakan akar yang menghujam ke bumi mencari makanan untuk hidup, berkembang dan berbuahnya sebuah pohon.” Demikian kata pak Tatang Wahyu kasi GTK dalam sambuatnya di depan guru sasaran monitoring POP.

Selain itu Disdikpora sudah seharusnya hadir pada pemenuhan 8 standar pendidikan pada sekolah-sekolah dasar swasta yang ada dilingkungan satuan pendidikan Ma’arif NU. Pembelajaran yang mengoptimalkan minat, bakat dan kecerdasan murid dengan dibarengi alat peraga dan media pembelajaran yang dibuat bersama guru dan murid. Alat peraga yang dibuat bersama dan hasilnya dipajang dalam ruang kelas. Pemajangan hasil karya murid, membuat kelas menjadi hidup dan mendorong kelas menjadi kelas literat dan numerat. Pemajangan hasil karya murid, selama ini baru ada pada ruang kelas Taman Kanak-kanak. Harapan kasi Kurikulum juga demikian, ilmu dan praktek baik dalam pembbelajaran dapat didesiminisakan pada guru-guru yang lain.

“Adanya kegiatan POP ini juga sangat dirasakan oleh guru-guru sasaran, dimana guru dibimbing, difasilitasi, diupgrade dengan model pembelajaran yang berbasis literasi-numerasi yang menuntut murid untuk aktif terlibat dalam pembelajaran, berpikir kritis inovatif. Ada banyak sekali perubahan dalam pembelajaran dikelas setelah mengikuti kegiatan pelatihan literasi-numerasi ini. Siswa tidak lagi belajar secara monoton, tapi belajar secara aktif menggunakan alat peraga yang mereka buat sendiri. Hasil kreatifitas siswa kita temple di dinding. Dan hal ini membuat siswa semakin termotivasi dalam belajar karena merasa hasil kreatifitas mereka dihargai.” Demikian kata ibu Siti Aisyah Kepala SDIT Makiya.

Kegiatan monitoring ini adalah sebagai bentuk pemantauan hasil pelatihan litearsi numerasi yang diberikan kepada guru-guru SD Kabupaten Cianjur. Kegiatan optimalisasi budaya literasi numerasi, Program Organisasi Penggerak (POP) LP Ma’arif NU PBNU bekerjasama dengan Kemendikbudristek melakukan kegiatan Penguatan Literasi Numerasi Bagi Guru Sekolah Dasar di kabupaten Cianjur.

Terapi budaya literasi-numerasi kepada murid sekolah Dasar perlu penangan yang serius. Hal ini seiring dengan kemajuan Teknologi, khususnya gawe (smartphone). Smartphone sudah menjadi bagian kehidupan pada setiap individu tanpa mengenal usia. Fitur-fitur smartphone menyediakan berbagai kemudahan dan kesenangan kepada semua usia. Aplikasi game sebagai aplikasi permainan yang menedukasi anak sekaligus juga menjadi racun. Oleh karenanya literasi membaca dan numerasi perlu dikenalkan sejak dini kepada anak-anak. Sehinggga diharapkan ketika dewasa menjadi anak yang literat dan numerat.

LP Ma’arif NU PBNU sebagai ormas yang menggeluti pendidikan harus hadir mendampingi dan menfasilitasi guru-guru SD dalam penguatan pembelajaran yang berbasis literasi numerasi. Guru diharapkan mampu membangun sistem pembelajaran dengan memanfaatkan media dan alat peraga yang sesuai dengan kesiapan, minat, bakat, talenta dan kecerdasan peserta didik. Guru mampu mamahami gaya pembelajaran muridnya, apakah gaya belajarnya, kinestetik, visual dan auditori. Dengan demikian murid sebagai generasi penurus perjuanagan bangsa ini akan menjadi generasi yang literat dan numerat. Harapanya guru sasaran yang sudah mengikuti kegiatan POP ini mampu mendesiminasikan kepada guru-guru yang bukan sasaran POP, sehingga kebermanfaatan program POP ini dapat dirasakan oleh guru-guru yang lainnya. Selain itu juga murid memiliki kecakapan literasi dan numerasi yang lebih baik, sehingga akan menjadi pribadi yang kritis, solutif, akomodatif, humanis, integritas, toleran, menghormati, menghargai dan bertanggungjawab.” Demikian yang disampaikan oleh Soleh Abwa dalam kata sambutannya, Admin,-

Kontributor SA.


Nasional LAINNYA