Silaturrahim Kader Penggerak Menjadi Ajang Konsolidasi NU Jelang Pilpres

<p>Jakarta, <strong><em>NU Online</em></strong><br />Penanggungjawab kaderisasi PBNU menyelenggarakan silaturrahim dan konsolidasi para kader penggerak NU dari berbagai daerah. Silaturrahim kali ini diikuti sekitar seratus orang dari 14 provinsi di Indonesia dan dipilih dari berbagai angkatan.<><br /><br />Kegiatan diselenggarakan di kawasan Jakarta Timur selama dua hari, Kamis-Jum&rsquo;at (29-30/5). Wakil Ketua Umum PBNU H As&rsquo;ad Said Ali didampingi para instruktur kaderisasi membuka acara silaturrahim. Sebelumnya para kader menyanyikan mars &ldquo;Ahlal Wathon&rdquo; dan yel-yel kader penggerak NU dengan penuh semangat.<br /><br />As&rsquo;ad Said yang juga ketua penanggungjawab kaderisasi PBNU mengatakan, NU membutuhkan sebanyak mungkin kader penggerak yang tersebar di berbagai daerah. Proses kaderisasi di Pusat Kaderisasi NU Rengasdengklok Karawang dan di berbagai daerah akan terus dilgalakkan.<br /><br />&ldquo;PBNU memang tidak bisa bergerak sendirian. Untung kita punya kader yang kita siapkan. <em>Insyaallah</em> ke depan, kita lebih siap menghadapi situasi seperti ini (Pilpres: Red),&rdquo; katanya.<br /><br />Silaturrahim yang dilakukan dalam suasana politik menjelang Pilpres 9 Juli tak pelak menjadi ajang bagi para kader untuk meminta penjelasan bahkan sekaligus instruksi kepada PBNU terkat berbagai perkembangan politik menjelang pilpres.<br /><br />Priyo Handoko, kader penggerak dari Surabaya mengatakan, NU mempunyai Kekuatan besar, namun tidak bisa menentukan perjalanan Indonesia ke depan. &ldquo;Apakah wacana untuk membentuk sebuah kekuatan politik ke depan perlu dikongkritkan dan apa bentuknya?&rdquo; Pertanyaan ini ditujukan untuk wakil ketua umum dan para instruktur kaderisasi.<br /><br />H Idrus Ali dari Kraksaan, Jawa Timur saat mendapatkan kesempatan langsung berbicara mengenai Pilpres. &ldquo;Kalau kita lihat sejarah, entah kebetulan atau tidak ini seperti pemilu 1955, dimana NU bekerjasama dengan PNI dan PSI dengan Masyumi,&rdquo; katanya.<br /><br />&ldquo;Kami mohon PBNU membuat keputusan tegas, kami diarahkan kemana? Kalau ada instruksi dari tim kaderisasi, saya siap bergerak. Menurut kami lebih baik memilih Mustasyar PBNU (Jusuf Kalla: Red), mengapa memilih yang lain?&rdquo; katanya.<br /><br />Ismail Ruslan, kader penggerak NU dari Kalbar mengatakan, NU harus berkuasa di republik ini dalam pengertian yang sebenarnya. Akses politik dan pemerintahan sangat membantu pesantren dan nahdliyin terutama di pesisir dan di daerah pedalaman, terutama di wilayah Kalbar.<br /><br />&ldquo;Sementara ini NU tidak bisa membantu maksimal karena tidak diintervensi dari struktur politik. Memang pilihanya pahit kalau tidak punya calon presiden. Maka calon wakil presiden dari NU juga menjadi pilihan kita. Dengan catatan ini yang terakhir. Lima tahun ke depan NU harus punya calon presiden sendiri,&rdquo; katanya.<br /><br />Salah satu tim instruktur kadersisasi Adnan Anwar mengatakan, pilpres kali ini memang menjadi ujian utama bagi para kader untuk bisa menggalang soliditas kekuatan politik NU di berbagai daerah. &ldquo;Arahan dari wakil ketua umum sudah jelas,&rdquo; katanya.<br /><br />Silaturrahim dan konsolidasi kader penggerak berlangsung hingga Kamis tengah malam yang diisi dengan dialog dan pengarahan dari para tim instruktur kaderisasi. Acara berlanjut Jum&rsquo;at pagi yakni perumusan langkah strategis yang terbagi dalam beberapa bidang spesifik serta konsentrasi program di berbagai daerah. (<strong>A. KhoirulAnam</strong>)<br /><br /></p>

Nasional LAINNYA