<div>Jakarta, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online<br></span></div><div>Polarisasi yang terbentuk akibat Pemilihan Umum (Pemilu) semakin menjadi. Hal ini menggerakkan Ainun Najib, seorang praktisi digital, untuk lekas mengentaskan masyarakat dari persoalan polarisasi tersebut.<br></div><div><br></div><div>Keahliannya pada bidang digital menariknya untuk membuat situsweb <a href="https://kawalpemilu.org/" target="_blank">kawalpemilu.org </a>pada tahun 2014 silam guna memberikan secara gamblang atas hasil Pemilu.</div><div><br></div><div>"Kita ingin memberikan penjelasan yang terang benderang buat masyarakat Indonesia siapa yang sebenarnya yang menang. Supaya masyarakat Indonesia bias lekas <span style="font-style: italic;">move on,"</span> jelas Ainun kepada <span style="font-style: italic;">NU Online</span> pada Selasa (16/4) pagi.</div><div><br></div><div>Hal itu bermula ketika ia melihat kedua kandidat pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden menyatakan kemenangannya sehingga membuat masyarakat Indonesia bingung dan membuat Ainun khawatir bangsa Indonesia terpecah. Jika Pemilu sudah usai, cukup itu berhenti.</div><div><br></div><div>"Kalau sudah pemilu <span style="font-style: italic;">kan</span> sudah terpilih, ya sudah, selesai," ujarnya.</div><div><br></div><div>Di tahun 2019 ini, situsweb tersebut hadir kembali untuk mengawal jalannya Pemilu secara langsung dan melibatkan seluruh masyarakat Indonesia. Mereka tidak hanya dapat melihat hasilnya, melainkan juga turut serta urun data hasil dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) masing-masing.</div><div><br></div><div>Hal ini berbeda dengan lima tahun lalu. Ia mengambil data hasil scan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Konsekuensinya harus berbeda. Kita tidak bisa lagi mengandalkan scan. Kita harus mengambil foto dari TPS langsung," terang Ainun.</div><div><br></div><div>Pria alumnus Nanyang Technological University (NTU) Singapura ini mengaku bahwa pada tahun 2014 lalu, hasil perhitungannya dengan pengumuman resmi KPU hanya berbeda 0,14 persen saja. "Hasilnya hanya meleset 0,14 persen saja di tahun 2014," katanya.</div><div><br></div><div>Hal tersebut menunjukkan keakuratan data dan hasil dari situsweb yang ia bangun. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh warga Indonesia untuk ikut serta mengawal jalannya pesta demokrasi ini dengan cara mengunggah hasil Pemilu ke upload.kawalpemilu.org. "Kami mengajak seluruh warga Indonesia untuk mengunggah hasil pemilu TPS masing-masing ke situs <a href="https://upload.kawalpemilu.org/" target="_blank" style="font-weight: bold;">upload.kawalpemilu.org</a>," kata pendiri situsweb tersebut.</div><div><br></div><div>Hasil unggahan relawan yang mengunggah foto hasil TPS-nya akan langsung dihitung oleh mesin dan tim. "Ada tim untuk menginput angka terus kita ada sistem untuk mengecek angkanya," kata Ainun.</div><div><br></div><div>Situsweb ini bermitra Yayasan Jaringan Demokrasi dan Pemilu Berintegritas (Yayasan Netgrit). Kemitraan ini sudah mendapatkan akreditasi dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai pemantau dengan nomor sertifikat 049/BAWASLU/II/2019. Sertifikat tersebut ditandatangani langsung oleh Abhan, Ketua Bawaslu, pada 8 Februari 2019. <span style="font-weight: bold;">(Syakir NF/Kendi Setiawan)</span></div>
Nasional
Situsweb Kawalpemilu.org agar Masyarakat Lekas &#039;Move On&#039;
- Selasa, 16 April 2019 | 00:30 WIB
