Jakarta, <em><strong>NU Online</strong></em><br />
Ketua PP LP Maarif NU Prof Dr Mansyur Ramly menyatakan upaya standarisasi mutu pendidikan di lingkungan Maarif NU harus lebih tinggi daripada standar yang ditetapkan oleh Standar Nasional Pendidikan (SNP).<br />
<br />
“Kita harus mampu melebihi standar minimal yang ditentukan oleh BNSP karena kalau sama, hanya akan jadi follower dan kalah bersaing,” katanya dalam Workshop Penjaminan Mutu Pendidikan Maarif NU di Jakarta, Selasa (1/2).<><br />
<br />
Delapan standar yang ditentukan oleh BNSP meliputi standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, kepengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.<br />
<br />
Beberapa keunggulan yang bisa dikembangkan oleh sekolah Maarif NU diantaranya meliputi keunggulan bahasa, ketrampilan dan menumbuhkan daya kembang bagi para siswa.<br />
<br />
Ia menjelaskan, nilai lebih bahasa asing yang dimiliki siswa akan membuka akses mereka pada dunia luar yang lebih luas. Ia mencontohkan, lembaga pendidikan Akademi Keperawatan yang dibinanya di Sulawesi Barat menambah materi bahasa Arab dan Inggris. Kini sebagian besar lulusannya bisa bekerja di rumah sakit di Timur Tengah.<br />
<br />
“Kita harus mampu menggantikan supply tenaga kerja yang berasal dari Filipina karena kita memiliki hubungan emosional dengan mereka,” katanya.<br />
<br />
Nilai tambah lain yang harus dimiliki oleh siswa dari Maarif NU adalah memiliki keahlian dalam bidang tertentu sehingga saat lulus, langsung bisa diserap di dunia kerja. Untuk itu, sangat dianjurkan untuk menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga yang memberikan sertifikasi keahlian.<br />
<br />
Soft skill yang mencerminkan integritas pribadi siswa seperti kejujuran, moralitas dan lainnya juga menjadi nilai tambah yang sangat penting. Ia menuturkan berdasarkan penelitian di AS, tahun 2004, yang paling diinginkan masyarakat terhadap lulusannya adalah kemampuan iptek, tetapi survey yang sama yang dilakukan pada tahun 2009 menunjukkan perubahan orientasi pada harapan masyarakat atas kemampuan soft skill sebagai pilihan pertama.<br />
<br />
Selanjutnya, para siswa juga harus memiliki jiwa kewirausahaan, kemandirian dan yang paling penting daya kembang. Kalau tidak memiliki daya kembang dan hanya mengandalkan pengetahuan yang dari sekolah, hanya akan jadi pengikut. <br />
“Daya kembang dan motivasi mendorong orang untuk meningkatkan prestasinya diri sendiri dan siap menghadapi tantangan baru yang selalu muncul,” katanya.<br />
<br />
Saat ini, proses pemenuhan standar yang akan digunakanlah yang harus dijalankan sampai akhirnya sekolah-sekolah Maarif NU bisa memenuhinya. Salah satu strateginya adalah dengan membentuk sejumlah sekolah percontohan yang bisa menjadi acuan sekolah lain. (mkf)