Survey LP3ES : SBY Lebih Berpeluang

<P>Jakarta, <STRONG><EM>NU Online</EM></STRONG><BR>Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla diprediksi punya peluang lebih besar memenangkan pemilihan presiden (pilpres) putaran kedua pada 20 September 2004 mendatang dibandingkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi. </P> <P>Demikian hasil survei yang dilakukan Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES). Hasil survei Lp3es, pasangan SBY-Kalla mendapatkan suara 55,9 persen dukungan, Megawati-Hasyim 28,7 persen, dan 14,5 % belum menentukan dan sisanya 1,0 % Golput. </P><> <P>Direktur Lp3es , Imam Ahmad didampingi Wakil Direktur Enceng Sobirin Nadj dan Rahadi Wiratama dalam keterangan pers di Hotel Santika Jakarta, Kamis (9/09) memaparkan, hasil tersebut didasarkan penelitian survei Lp3es pada periode 20-30 Agustus 2004 di 243 desa (kelurahan) dan di 211 Kabupaten di Indonesia. Jumlah responden yang disurvei berjumlah 2552 orang, dengan sampling error kurang lebih 2 persen dan metode yang digunakan adalah wawancara tatap muka dengan menggunakan kuiesioner. Dengan tingkat kepercayaan 95 % dan 20 % quality control yang ditentukan secara acak dan sistematis.</P> <P>Berdasarkan hasil survei ini, salah satu perbedaan mencolok antara Megawati dan SBY adalah terdapat pada aspek popularitas. Persepsi masyarakat terhadap popularitas  SBY mengungguli Megawati,  dengan SBY 56,2 % dan 30,0 % untuk Megawati. Popularitas ini berdasarkan. "Keyakinan atas popularitas inilah yang tampaknya lebih memengaruhi pemilih terhadap calon presiden pilihan untuk lima tahun mendatang," ujar Enceng Sobirin.<BR> <BR>Namun demikian, Enceng menegaskan, masih ada waktu 11 hari menjelang pilpres putaran kedua. Menurutnya, masih banyak hal yang mungkin terjadi. Yang pasti, pertarungan Megawati versus SBY tidak akan lagi menyangkut visi dan misi, akan tetapi lewat image building. "SBY akan menampilkan diri sebagai simbol perubahan dengan kualitas kepribadian menonjol. Sedangkan, Megawati akan menampakkan diri sebagai capres yang sudah teruji menjalankan pemerintahan," tuturnya.</P> <P>Dijelaskan secara umum survey Lp3es menyebutkan, suara Megawati-Hasyim yang diprediksi mendapatkan 28,7 persen pada putaran kedua mendatang, berarti naik dibandingkan putaran pertama yang mencapai 26 persen. Sedangkan pasangan SBY-Kalla mengalami tren penurunan sekitar 2,4 %. Pada putaran pertama pasangan SBY-Kalla raih 58,7 % dan di survey ini meraih 55,9 %.</P> <P>Yang manarik dari survey tersebut kecenderungan pemilih golput rendah sekali hanya sekitar 1 %. Responden yang akan menggunakan hak suaranya pada pemilu presiden putaran kedua 20 September sekitar 95 % dan yang belum memutuskan  untuk memilih 2 % dan yang tidak menjawab sekitar 1 %. "Angka ini menunjukan kesadaran pemilih untuk berpartisipasi menggunakan suaranya demi perubahan, terlepas pengaruh sosialisai partai, ulama dan tokoh masyarakat," papar Enceng Sobirin.</P> <P>Dari temuan survey Lp3es di lapangan selain kecenderungan kenaikan angka megawati pada putaran kedua, hampir tidak ada grafik yang menggungguli perolehan angka Susilo Bambang Yudhoyono. Soal Kemampuan pasangan dalam memperbaiki persoalan bangsa misalnya, SBY meraih 51,9%  sedangkan Megawati hanya meraih 27,7 % saja. Kemudian soal kejelasan rencana pasangan capres, 49 % untuk SBY dan 28,2 % untuk Megawati. Untuk loyalitas simpatisan berdasarkan domisili responden Megawati meraih tipis 54,1% dan SBY meraih 55,4% .</P> <P>Hal lain yang menarik adalah partai politik yang tergabung dalam koalisi kebangsaan, sedikit sekali angka yang diberikan kepada Megawati. Hanya PDIP dengan 78,9 % suara yang memilih Mega. Selebihnya Golkar, 20,5 % PKB 14,4%, PPP, 28 % Demokrat, 2,4 %, PKS 9 %, PAN, 13,7 %, PBB, 12,8%, PBR 24 % PKPB 25 % dan 41,7 % lain-lain. Sedangkan 10 parpol besar, rata-rata memberikan suara yang signifikan untuk pasangan SBY. Golkar misalnya memberikan angka sekitar 70 %, 14,1% PDIP, PKB 70,7 %, PPP, 53,9%, Demokrat, 93,3%, PKS, 67%, PAN 70,2%, PBB, 66,7 % PBR, 72,4%, PKPB dengan 70,8% dan 44,8% untuk lain-lainnya.</P> <P>"Angka ini kecenderunganya tidak akan berubah, meskipun peluang tetap terbuka karena masih ada beberapa hari untuk melakukan kampanye terselubung dan kinerja mesin politik dari koalisi kebangsaan, tetapi angkanya tetap tidak signifikan," kata lulusan IAIN Jogjakarta ini. Berdasarkan hasil survey, lanjut Enceng, 81,6% menyatakan pilihan responden terhadap pasangan calon tidak akan berubah, sedangkan yang menyatakan berubah dapat hanya 13,3% dan tidak menjawab sekitar 4,9 %.</P> <P>Survey yang dilakukan lp3es ini dengan profil responden, Jawa 57,1 %

Nasional LAINNYA