Tanamkan Rasa Bangga Miliki Maarif NU

Brebes, <strong><em>NU Online<br /> </em></strong>Lembaga pendidikan yang dimiliki Warga Nahdlatul Ulama (NU), ternyata jauh lebih banyak ketimbang lembaga pendidikan yang dikelola organisasi diluar NU. Tetapi, keberadaanya nyaris tidak diperhitungkan&nbsp; akibat warga NU itu sendiri yang tidak memiliki kebanggaan terhadap lembaga yang dikelolanya. <br /> <br /> &ldquo;Kita belum memiliki rasa bangga terhadap potensi diri,&rdquo; ujar Ketua Pengurus Cabang (PC) NU Kabupaten Brebes saat temu wicara Pengurus MWC NU dengan LP Maarif Wilayah Jateng di Gedung NU Jalan Yos Sudarso Komplek Islamic Centre Brebes, Jum'at (29/1).<><br /> <br /> Athoillah menilai, akibat tidak memiliki rasa bangga maka kecenderungan untuk maju jadi tersendat. Sekolah-sekolah enggan mengikrarkan diri sebagai sekolah NU. Ketakutan mencantumkan nama NU dengan alasan yang tidak mendasar, yakni takut tidak laris dan tidak mendapatkan suntikan dana dari Departemen Pendidikan. &ldquo;Berbicara masalah pendanaan, NU tidak kurang dana. Nahdliyin (warga NU,red) gemar berjariyah,&rdquo; ujarnya.<br /> <br /> Akibatnya, selama ini NU dikatakan sebagai organisasi keagamaan yang dicap cuma mengurusi tahlil saja.&nbsp;&nbsp; Padahal NU juga organisasi kemasyarakatan yang memberi andil nyata pada pembangunan karakter masyarakat. Diantaranya lewat Lembaga Pendidikan Maarif NU. &ldquo;NU memiliki ratusan sekolah, tapi karena tidak tegas menggunakan nama NU maka dikira bukan sekolah NU,&rdquo; terangnya.<br /> <br /> &ldquo;Di Brebes,&nbsp; ada ribuan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA), ratusan Taman Kanak-kanak (TK)/ Raudatul Athfal (RA) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)/SD serta puluhan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA)/SMA/SMK,&rdquo; paparnya.<br /> <br /> Untuk itu, lanjutnya, kita akan mengubah imeg dengan penegasan nama-nama sekolah milik NU.&nbsp; &ldquo;Saatnya kita terang-terangan menggunakan kata NU, sebelum &lsquo;direbut&rsquo; oleh kelompok-kelompok yang mencari keuntungan pribadi dan sesaat itu,&rdquo; ujarnya tanpa menyebutkan kelompok tersebut.<br /> <br /> Sangat ironis,&nbsp; ketika seorang kader NU menyekolahkan anaknya di sekolah semacam RSBI begitu bangganya, tetapi ketika sekolah di Maarif malah minder. &ldquo;Yaa ketimbang tidak sekolah,&rdquo; kritiknya.<br /> <br /> Hanya lewat jalur pendidikan, pengkaderan NU bisa berjalan simultan. Sekolah NU sebagai sarana efektif, jangan sampai dicaplok organisasi lain. Untuk mewujudkannya, maka perlu kebersamaan dan kekompakan antara Pengurus MWC dan Departemen LP Maarif serta pihak Yayasan.<br /> <br /> Sementara Sekretaris Pengurus Wilayah (PW) LP Maarif Jawa Tengah Drs Syahidin MSi mengungkapkan kalau potensi Maarif Brebes sangat potensial. Pasalnya selain memiliki penduduk besar dan memiliki sekolah yang banyak memungkinkan untuk memajukan pendidikan di Kabupaten Brebes. <br /> <br /> Hanya saja, masih perlu dibangun penataan organisasi dan penataan identitas. Tata kelola organisasi yang baik akan mempermudah kelancaran penataan identitas. Demikian juga sebaliknya, identitas yang nyata akan memberi dorongan untuk menata organisasi. <br /> <br /> Untuk itu, Syahidin meminta kepada Pengurus LP Maarif di PC maupun&nbsp; MWC untuk meningkatkan kebersamaan, menghilangkan sikap egoisme yayasan di tingkat lokal dan menghilangkan trauma sejarah. &ldquo;Jalan terbaik, adalah dengan menempuh koordinasi, komunikasi dan silaturahmi di semua tingkatan,&rdquo; tandasnya.<br /> <br /> Dengan kuantitas yang dimiliki Brebes, sambungnya, akan bermakna ketika good governance nya berjalan. &ldquo;Brebes memiliki potensi untuk maju, bahkan lebih maju,&rdquo; pungkasnya. (Was)

Nasional LAINNYA