Cilacap, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online</span><br>
Demokrasi di negara Indonesia, menurut Budayawan Ahmad Tohari sudah beradab dan sesuai budaya dan tradisi orang Indonesia. Menjadi tidak beradab karena ada oknum atau pelakunya yang memang tidak beradab.<br>
<br>
"Yang tidak beradab itu orangnya, bukan demokrasinya," tegas Ahmad Tohari dalam Seminar Kebangsaan di Aula Universitas NU Al Gazali Kesugihan Cilacap Jawa Tengah Rabu, (3/4). <br>
<br>
Untuk mewujudkan demokrasi yang beradab, lanjut pria yang akrab disapa Kang Tohari ini, seluruh elemen masyarakat harus pro-aktif menyukseskan agenda demokrasi di antaranya Pemilu dan Pilpres. Sehingga ia mengingatkan seluruh warga yang memiliki hak suara untuk tidak golput atau menggunakan hak pilihnya dalam pemilu 17 April mendatang. <br>
<br>
"Semuanya (pemilu) sudah lengkap (sesuai prosedur dan peraturan undang-undang), masyarakat tinggal memilih dengan sesuka hati," katanya. <br>
<br>
Penulis <span style="font-style: italic;">Ronggeng Duku Paruk</span> itu juga berpesan kepada masyarakat untuk memilih siapapun atau partai apapun yang disukai dengan tidak menilai negatif pilihan yang berbeda.<br>
<br>
"Tetapi, jangan memandang rendah atau menjelek-jelekkan yang tidak kita pilih," tegasnya. <br>
<br>
Seminar yang bertajuk <span style="font-style: italic;">Menuju Demokrasi yang Berkeadaban </span>tersebut diikuti oleh ratusan peserta dari unsur mahasiswa, dosen serta tamu undangan dari berbagai ormas di Kabupaten Cilacap. <br>
<br>
Turut hadir pula sebagai pembicara, Ketua PBNU KH Marsudi Suhud dan Komisioner KPU Pusat Hasyim Asy'ari. <span style="font-weight: bold;">(Kifayatul Ahyar/Muhammad Faizin)</span><!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/share/clipdata_190406_060320_788.sdoc-->
