<P>Jakarta, <STRONG>NU Online</STRONG><BR>Golongan Putih (golput) yang diperkirakan akan melonjak jumlahnya pada pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2004, diperkirakan tidak akan memberikan makna apapun bagi Pemilu mendatang mengingat masih banyak pemilih yang akan mengunakan hak politiknya.</P>
<P>"Apalagi survei yang dilakukan Asia Foundation menunjukkan 93 persen pemilih akan menggunakan hak politiknya pada pemilihan Presiden," kata pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Mohammad Chudori di Jakarta, Selasa.</P><>
<P>Tidak itu saja, berdasar survei itu juga 91 persen pemilih akan menggunakan suaranya pada pemilihan legislatif, katanya menambahkan. Dijelaskannya, keberadaan golput dikarenakan beberapa hal yakni ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai politik, tidak ada sarana untuk menyalurkan aspirasinya misalnya parpol pilihannya<BR>tidak lolos Pemilu dan sebagainya.</P>
<P>Selain itu, tambah Chudori, sebagian masyarakat menganggap bahwa pemilu selama ini hanya sebagai kewajiban untuk memilih dan hanya merupakan seremonial politik. "Namun begitu, dalam situasi dan kondisi politik nasional saat ini setidaknya akan lebih baik jika masyarakat menggunakan hak pilihnya melalui 24 parpol yang telah ditetapkan lolos Pemilu 2004, apalagi ini kan hanya lima tahun sekali," tuturnya.</P>
<P>Chudori mengemukakan, keberadaan golput hampir di seluruh negara di dunia memang menduduki rangking teratas yakni urutan keempat dan kelima dari ratusan negara. "Tingginya angka tersebut dapat berarti macam-macam tergantung kepada tingkat pendidikan dan pemahaman politik masyarakatnya," katanya.</P>
<P>Di negara maju misalnya, mereka merasa tidak perlu ikut Pemilu karena tanpa suara mereka pun pemerintahannya sudah dapat berjalan baik atau mereka dapat menyalurkan aspirasi politiknya secara langsung tanpa melalui tahapan Pemilu dan itu dirasakan lebih efektif. Sedangkan di Indonesia, lanjut dia, tingginya keberadaan golput tidak bermakna apapun kecuali mereka tidak dapat mengikuti pemilu karena dua alasan yakni alasan teknis dan politis.</P>
<P>"Karena itu, jika memang ada kesempatan maka lebih baik jika masyarakat menggunakan hak pilihnya karena semuannya demi perubahan bangsa ini ke arah yang lebih baik," kata Chudori.(mkf)</P>
<P> </P>