<div>Makassar, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online</span></div><div>Nahdlatul Ulama melalui Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI NU) menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas aparatur dalam manajemen menanganan darurat bencana. Kegiatan ini dilaksanakan selama tujuh hari, (7-12/5) di Makassar.</div><div><br></div><div>Kegiatan ini diikuti oleh 56 peserta, terdiri atas BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Kodim, dan Polres, dari Kabupaten Barru, Wajo, Timur Tengah Selatan (TTS), Tana Toraja, dan Toraja Utara. Kegiatan ini juga diikuti oleh BPBD dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur. Sementara dari komunitas, terlibat sebagai peserta perwakilan LPBI NU Kabupaten Barru dan Kabupaten Wajo, serta perwakilan CWS dari Kabupaten TTS, Tana Toraja, dan Toraja Utara. Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama LPBI NU dengan BNPB dan CWS dengan dukungan dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia. </div><div><br></div><div>Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini, Sigit Padmono Dewo,M.Si (Kasubdit Peran Organisasi Sosial Masyarakat BNPB), Theodora Eva Y. Aritonang (Han) dan Henrikus Adi Hernanto (Tim PUSDIKLAT BNPB), Agung Wicaksono (Kasi Organisasi Internasional- Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPB), Yus Rizal (Direktorat Tanggap Darurat BNPB), Regina Rahadi, Supriyati, dan Theophilus Yanuarto (Tim Master Trainer Incident Command System (ICS), Leonardi Sambo (DFAT), dan Reny Sri Ayu (Kompas).</div><div><br></div><div>Dalam kesempatan ini, Konsulat Jendral Australia di Makassar, Sean Turner menyampaikan rasa bangga atas kerjasama yang telah terjalin antara Pemerintah Indonesia dan Australia, yang di dalamnya melibatkan pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sementara itu, perwakilan DFAT, Henry Pirade mengatakan bahwa kerjasama dengan LPBI NU sebenarnya merupakan MoU yang kedua. DFAT telah menyetujui kerjasama dengan LPBI NU melalui program yang didalamnya terdapat kegiatan yang mendukung dan meningkatkan kapasitas dukungan pemerintah, masyarakat dalam ketangguhan menghadapi bencana. Pelatihan ini akan membahas sistem komando kesiapsiagaan. Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan kemampuan dan dukungan semua pihak, khususnya aparatur yang terlibat dalam penanggulangan bencana. </div><div><br></div><div>Di sisi lain, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulawesi Selatan, Syamsibar menyampaikan bahwa hasil kajian indeks risiko di Indonesia sangat tinggi. Poin utama dalam penanggulangan bencana adalah sinergitas untuk membangun komunitas bukan hanya BNPB, tetapi kerjasama semua pihak. Syamsibar menyampaikan apresiasi dan berharap adanya peningkatan sinergitas dan kapasitas stakeholder terkait penanggulangan bencana. Lebih jauh, ia berharap keberhasilan yang dicapai kabupaten Barru, Wajo, Tana Toraja, Toraja Utara, dan TTS dapat dipraktekkan di kabupaten yang lain. </div><div><br></div><div>Kegiatan peningkatan kapasitas aparatur dalam manajemen penanganan darurat bencana dibuka oleh Kasubdit Peran Organisasi Sosial Masyarakat BNPB, Sigit Padmono Dewo. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa bencana membutuhkan penanganan yang komprehensif dari semua pihak. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk investasi saat pra bencana, yang diharapkan dapat diimplementasikan saat terjadi bencana. Dalam kegiatan ini diberikan materi sistem komando yang diharapkan dapat menjadi pedoman bagi kabupaten dalam membuat struktur komando tanggap darurat di wilayah masing-masing. Selain itu, di sini akan diberikan materi kaji cepat, membuat posko serta peran lembaga dan masyarakat. Selanjutnya, Sigit menyampaikan pesan kepada BPBD, bahwa koordinasi memang sulit dilakukan, tetapiBPBD harus bisa menggandeng semua pihak. Sigit mengharapkan BPBD bisa merangkul lebih banyak instansi dalam melakukan penanggulanan bencana.</div><div><br></div><div>Menurut Yayah Ruchyati, Program Manajer Slogan-Steady LPBI NU, pelatihan ini merupakan rangkaian dari program Penguatan Kapasitas Pemerintah dan Masyarakat Lokal dalam Kesiapsiagaan Bencana untuk Respon Bencana yang Cepat dan Efektif (SLOGAN-STEADY) kerjasama LPBI NU dan DFAT Australia. Program ini dilaksanakan sejak Mei 2016 di Barru dan Wajo (Sulawesi Selatan), Kudus dan Jepara (Jawa Tengah). Tujuan utama program ini adalah meningkatnya kemampuan kesiapsiagaan pemerintah lokal dan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana di daerahnya masing-masing, sehingga diharapkan nantinya risiko bencana masing-masing daerah dapat diminimalisir. <span style="font-weight: bold;">(Red-Zunus)</span></div><div><br></div>
Nasional
Tingkatkan Kapasitas Penanganan Bencana, LPBI NU Gelar Pelatihan di Sulsel
- Kamis, 11 Mei 2017 | 05:20 WIB
