<p>Subang, <em><strong>NU Online</strong></em><br />Sejumlah desa di Subang mengenal “pemutihan”. Ketika pilkades dan pelantikannya selesai, desa bersangkutan sering-sering menggelar pemutihan. Tradisi pemutihan merujuk pada sebuah kegiatan rekonsiliasi yang menghapus warna dukungan politik. Demikian pemutihan berlaku antara lain di desa Caracas, kecamatan Kalijati, Subang.<br /><><br />"Salah satu tradisi di desa kami, mengadakan pemutihan. Intinya dalam kegiatan itu para kandidat kades, tim sukses, dan pendukung diundang semua untuk berkumpul. Sudahlah, yang 'warnanya' merah, kuning, hijau, kelabu kita hapus, jadi putih semua, pendukung yang kalah dan yang menang, kita ajak bersama membangun desa tercinta," kata Ketua BPD desa Caracas H Aep Robayat kepada NU Online, Selasa (8/6).<br /><br />Pilkades, lanjut Aep, sebenarnya lebih “panas” dibandingkan pilpres, sebab di pilpres panasnya lebih kentara di media massa dan sosial media saja. Sementara suasana pilkades “panasnya” di alam realita, tetangga, keluarga. Kalangan saudara biasanya bisa jadi perang dingin karena beda pilihan calon kades. Panasnya terasa langsung.<br /><br />"Setelah pemutihan itu, diharapkan semua kubu mengerti dan bisa menahan diri dan akur lagi, tidak sampai rusak-rusakan. Ini desa kita, milik kita. Kalau dirusak, sama saja merusak diri sendiri," tambah Bendahara Lembaga Pertanian PCNU Subang itu.<br /><br />Aep pun mengharapkan, usai pemilihan presiden nanti ada semacam kegiatan rekonsiliasi. Apapun bentuk dan modelnya, yang penting dua kubu ini bisa akur lagi sebab Presiden sudah terpilih. Capres yang kurang beruntung harap bisa tenang dan menahan diri juga menenangkan para pendukungnya.<br /><br />"Capres yang kurang beruntung bisa tetap berbuat dan berjuang untuk kemajuan bangsa dan negara kita, tidak mesti berbuatnya itu harus jadi Presiden," tukas Wakil Rais Syuriah Ranting NU Caracas ini.<br /><br />Aep juga optimis rekonsiliasi ini bisa dilakukan. Sebab para elit politik bangsa Indonesia sudah sangat paham betul dengan demokrasi dan memiliki kedewasaan politik. (<strong>Aiz Luthfi/Alhafiz K</strong>)</p>
