<p class="MsoNormal">Jakarta, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online</span><br></p>
<p class="MsoNormal">Budayawan Zastrouw Al-Ngatawi menegaskan bahwa semua warga
bangsa merupakan saudara, sehingga tidak ada alasan untuk saling bermusuhan,
kecuali terhadap kelompok yang ingin menghancurkan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).</p>
<p class="MsoNormal">“Itu komitmen kita dalam berbangsa dan bernegara,” katanya
pada sebuah diskusi yang bertajuk ‘Ngrumpi Kebangsaan Generasi Milenial’ di
Hour’s Coffe & More di Jakarta Utara, Rabu (27/3) malam.</p>
<p class="MsoNormal">Menurut Zastrouw, keberagaman merupakan sunnatullah karena
kehadirannya menjadi karunia Tuhan, sehingga harus disyukuri, yakni dengan
menjaganya secara bersama-sama.</p>
<p class="MsoNormal">“Keberagaman hanya bisa ditautkan dengan kebersihan hati dan
dijaga dengan kesadaran penuh,” ucapnya.</p>
<p class="MsoNormal">Ia pun mengajak kepada peserta diskusi agar selalu menjaga
persatuan dan saling memupuk persaudaraan antar sesama warga bangsa Indonesia
tanpa melihat berbagai latar belakang identitasnya. Baginya, Pemilihan Presiden
tidak boleh menjadi perusak hubungan persaudaraan. </p>
<p class="MsoNormal">“Persoalan presiden hanya lima tahun, tapi kebersamaan,
persaudaraan kita yang dikaruniakan Tuhan kepada kita ini akan kita upayakan
untuk terjaga lamanya,” jelasnya.</p>
<p class="MsoNormal">Ia juga berpesan kepada generasi milenial agar meneruskan
perjuangan para pendahulu yang telah mewariskan banyak hal, seperti budaya.
“Banyak modal sosial, modal kurltural yang diwariskan orang tua kepada kita
tergantung kepada kita,” ucapnya.</p>
<p class="MsoNormal">Menurutnya, penjagaan terhadap warisan pendahulu menjadi
penting untuk membedakan antara bangsa yang manusianya memiliki akal budi dan
bangsa kera yang tidak peduli dengan khazanah kebudayaannya.<span style="font-weight: bold;"> (Husni Sahal/Ahmad
Rozali)</span></p>
